sbr gbr: doelsyifa.wordpress.com |
“Ya Nak Mas, dan itulah watak asli kaum zionis…, mereka adalah kaum yang memiliki trek record sangat buruk disisi Allah dan sisi manusia…….” Kata Ki Bijak tak kalah prihatin.
“Iya ki, ana pernah baca beberapa ayat Al qur’an yang menyatakan betapa buruknya kelakukan ‘yahudi’ ini…….” Kata Maula lagi.
“Benar Nak Mas, tidak kurang dari dua puluh dua sifat tak terpuji yahudi yang Allah jelaskan dalam al Qu’an; seperti keras hati, dzalim, banyak diantara mereka yang fasik dan sedikit yang beriman, selalu memusuhi orang-orang islam, suka mengubah dan memutar balikan kebenaran, dan mereka pun tak segan menyembunyikan bukti kebenaran dari Allah swt, bertuhankan pada nafsu, mencampur-adukan yang benar dan yang salah, pengkhianat, merasa dirinya umat terbaik, dan masih banyak lagi yang Al qur’an terangkan mengenai keburukan yahudi ini….” Kata Ki Bijak.
Maula menghela nafas panjang mendengar berbagai macam keburukan yahudi yang dengan jelas diterangkan dalam al qur’an.
“Ki…..kenapa yahudi harus ada ya ki…., kalau kemudian mereka hanya membuat kerusakan seperti ini…?” Tanya Maula, yang larut dalam balutan emosinya, demi mendengar berbagai berita tentang keburukan yahudi.
Ki Bijak tersenyum mendengar pertanyaan Maula, “Aki tidak tahu kenapa Allah menciptakan bangsa yahudi Nak Mas, karena mencipta adalah hak prerogatif Allah, dan kita tidak perlu mempertanyakan kenapa yahudi diciptakan, yang sekarang harus kita lakukana adalah bagaimana kita menyikapi ‘ujian’ kejadian ini dengan bijak dan cermat…….” Kata Ki Bijak lagi.
“Kejadian penyerangan kapal bantuan dan apa yang terjadi dengan rakyat Gaza adalah ujian bagi kita ki….?” Tanya Maula.
“Benar Nak Mas, apa yang terjadi disana adalah ujian bagi kita, ujian bagi keimanan dan kemanusiaan kita…..” Kata Ki Bijak lagi.
“Ana masih belum mengerti ki…..” Tanya Maula lagi.
“Begini Nak Mas, sebagaimana dilansir berbagai media, bahwa penyerangan kapal bantuan adalah sebuah pelanggaran terhadap berbagai aspek kemanusian,dan tanpa bermaksud mengecilkan pengorbanan para relawan, apa yang dialami rakyat Gaza jauh lebih memilukan dari apa yang para relawan alami, saudara-saudara kita di Gaza, bukan hanya satu dua hari menghadapi intimidasi dari para zionis, saudara-saudara kita di Gaza, tidak hanya satu dua kali ditodong senjata, saudara-saudara kita di Gaza, bahkan tidak tahu akan seperti apa nasib mereka esok hari…., semuanya seperti gelap, semuanya seperti tertutup, semuanya serba tidak pasti……, dan yang lebih menyedihkan, mereka seperti tidak punya saudara atau teman yang mau membelanya, mereka seperti dibiarkan sendiri menghadapi kedzaliman para kaum lalim ini…….” Kata Ki Bijak dengan nada penuh keprihatinan.
“Benar Ki, ana tidak bisa membayangkan perlakuan keji macam apa yang diterima rakyat Gaza didalam kungkungan tembok sana, sementara para relawan yang terdiri dari berbagai bangsa saja, masih diperlakukan seperti itu, bagaimana dengan rakyat Gaza…….?!, Maula tak kuasa meneruskan kata-katanya, hatinya bergemuruh menahan gejolak ‘kemarahan’ terhadap kekejian yahudi terhadap rakyat Gaza.
“Ketidakadilan, penindasan, intimidasi, bahkan pembunuhan keji, merupakan pemandangan yang dengan mudah ditemukan disana, tak peduli anak-anak, tak peduli orang tua renta, tak peduli wanita dan bahkan bayi, mereka bisa menjadi sasaran kekejian kaum zionis ini setiap saat, dan yang lebih memilukan bagi Aki, kita, umat yang seakidah dengan mayoritas rakyat Gaza, seperti menutup mata dengan apa yang terjadi disana…..” Kata Ki Bijak.
“Iya ki, padahal Palestina dikelilingi oleh negara-negara Islam yang harusnya bisa membantu ya ki…..” Kata Maula.
Ki Bijak menghela nafas panjang, memang tidak seharusnya Palestina dan warga Gaza menderita seperti sekarang ini, ditengah-tengah ‘saudara seakidah’nya, “Tapi itulah yang terjadi Nak Mas, negara-negara Islam disekitar Palestina tidak bisa ‘berbuat apa-apa’ karena ‘kesalahan’ umat ini yang terperangkap dalam politik ‘Devide at empera’ yang sudah dilancarkan oleh musuh-musuh Islam dari sekitar awal abad 18, salah satunya adalah dengan cara mengobarkan paham nasionalisme di Arab untuk memecah khilafah islamiyah…….” Kata Ki Bijak menyingung sedikit hal ikhwal ketidakberdayaan bangsa-bangsa Arab atas kesewenang-wenangan yahudi.
“Lagi-lagi islam ‘kalah’ oleh politik jahat ini, politik pecah belah, adu domba dan kemudian dijajah……” Kata Maula mengomentari asbab penjajahan yahudi atas Palestina.
“Ya Nak Mas, sudah terlalu banyak catatan sejarah kelam tentang ‘kekalahan’ umat islam akibat perpecahan yang terjadi ditengah umat ini, dan kini saatnyalah umat islam menyadari bahwa potensi kekuatan umat islam adalah persatuan dan ukhuwah yang dibalut dengan kekokohan tali akidah yang kuat……..” Kata Ki Bijak.
“Iya ya ki, kalau umat islamnya masih tercerai berai seperti sekarang ini, bagaimana bisa menang dari yahudi….?” Tanya Maula.
“Nak Mas benar, kita tidak bisa mengandalkan bantuan orang/umat lain untuk membebaskan rakyat palestina khususnya, dan umat islam umumnya, dari penjajahan umat dan bangsa lain, kita, umat Islam harus bangkit dengan kekuatan kita sendiri, dan kekuatan utama umat islam ini adalah akidah dan keimanan yang kokoh, sehingga mereka mampu berjuang dijalan Allah dengan ikhlas dan sabar, karena sesungguhnya jika ada dua puluh orang beriman yang berjuang dijalan Allah dengan sabar, akan mampu mengalahkan seribu orang kafir………….., itu yang pertama…” Kata Ki Bijak sambil mengutip ayat Al qur’an dalam surat Al Anfal.
“Iya ki, ana pernah baca beberapa ayat Al qur’an yang menyatakan betapa buruknya kelakukan ‘yahudi’ ini…….” Kata Maula lagi.
“Benar Nak Mas, tidak kurang dari dua puluh dua sifat tak terpuji yahudi yang Allah jelaskan dalam al Qu’an; seperti keras hati, dzalim, banyak diantara mereka yang fasik dan sedikit yang beriman, selalu memusuhi orang-orang islam, suka mengubah dan memutar balikan kebenaran, dan mereka pun tak segan menyembunyikan bukti kebenaran dari Allah swt, bertuhankan pada nafsu, mencampur-adukan yang benar dan yang salah, pengkhianat, merasa dirinya umat terbaik, dan masih banyak lagi yang Al qur’an terangkan mengenai keburukan yahudi ini….” Kata Ki Bijak.
Maula menghela nafas panjang mendengar berbagai macam keburukan yahudi yang dengan jelas diterangkan dalam al qur’an.
“Ki…..kenapa yahudi harus ada ya ki…., kalau kemudian mereka hanya membuat kerusakan seperti ini…?” Tanya Maula, yang larut dalam balutan emosinya, demi mendengar berbagai berita tentang keburukan yahudi.
Ki Bijak tersenyum mendengar pertanyaan Maula, “Aki tidak tahu kenapa Allah menciptakan bangsa yahudi Nak Mas, karena mencipta adalah hak prerogatif Allah, dan kita tidak perlu mempertanyakan kenapa yahudi diciptakan, yang sekarang harus kita lakukana adalah bagaimana kita menyikapi ‘ujian’ kejadian ini dengan bijak dan cermat…….” Kata Ki Bijak lagi.
“Kejadian penyerangan kapal bantuan dan apa yang terjadi dengan rakyat Gaza adalah ujian bagi kita ki….?” Tanya Maula.
“Benar Nak Mas, apa yang terjadi disana adalah ujian bagi kita, ujian bagi keimanan dan kemanusiaan kita…..” Kata Ki Bijak lagi.
“Ana masih belum mengerti ki…..” Tanya Maula lagi.
“Begini Nak Mas, sebagaimana dilansir berbagai media, bahwa penyerangan kapal bantuan adalah sebuah pelanggaran terhadap berbagai aspek kemanusian,dan tanpa bermaksud mengecilkan pengorbanan para relawan, apa yang dialami rakyat Gaza jauh lebih memilukan dari apa yang para relawan alami, saudara-saudara kita di Gaza, bukan hanya satu dua hari menghadapi intimidasi dari para zionis, saudara-saudara kita di Gaza, tidak hanya satu dua kali ditodong senjata, saudara-saudara kita di Gaza, bahkan tidak tahu akan seperti apa nasib mereka esok hari…., semuanya seperti gelap, semuanya seperti tertutup, semuanya serba tidak pasti……, dan yang lebih menyedihkan, mereka seperti tidak punya saudara atau teman yang mau membelanya, mereka seperti dibiarkan sendiri menghadapi kedzaliman para kaum lalim ini…….” Kata Ki Bijak dengan nada penuh keprihatinan.
“Benar Ki, ana tidak bisa membayangkan perlakuan keji macam apa yang diterima rakyat Gaza didalam kungkungan tembok sana, sementara para relawan yang terdiri dari berbagai bangsa saja, masih diperlakukan seperti itu, bagaimana dengan rakyat Gaza…….?!, Maula tak kuasa meneruskan kata-katanya, hatinya bergemuruh menahan gejolak ‘kemarahan’ terhadap kekejian yahudi terhadap rakyat Gaza.
“Ketidakadilan, penindasan, intimidasi, bahkan pembunuhan keji, merupakan pemandangan yang dengan mudah ditemukan disana, tak peduli anak-anak, tak peduli orang tua renta, tak peduli wanita dan bahkan bayi, mereka bisa menjadi sasaran kekejian kaum zionis ini setiap saat, dan yang lebih memilukan bagi Aki, kita, umat yang seakidah dengan mayoritas rakyat Gaza, seperti menutup mata dengan apa yang terjadi disana…..” Kata Ki Bijak.
“Iya ki, padahal Palestina dikelilingi oleh negara-negara Islam yang harusnya bisa membantu ya ki…..” Kata Maula.
Ki Bijak menghela nafas panjang, memang tidak seharusnya Palestina dan warga Gaza menderita seperti sekarang ini, ditengah-tengah ‘saudara seakidah’nya, “Tapi itulah yang terjadi Nak Mas, negara-negara Islam disekitar Palestina tidak bisa ‘berbuat apa-apa’ karena ‘kesalahan’ umat ini yang terperangkap dalam politik ‘Devide at empera’ yang sudah dilancarkan oleh musuh-musuh Islam dari sekitar awal abad 18, salah satunya adalah dengan cara mengobarkan paham nasionalisme di Arab untuk memecah khilafah islamiyah…….” Kata Ki Bijak menyingung sedikit hal ikhwal ketidakberdayaan bangsa-bangsa Arab atas kesewenang-wenangan yahudi.
“Lagi-lagi islam ‘kalah’ oleh politik jahat ini, politik pecah belah, adu domba dan kemudian dijajah……” Kata Maula mengomentari asbab penjajahan yahudi atas Palestina.
“Ya Nak Mas, sudah terlalu banyak catatan sejarah kelam tentang ‘kekalahan’ umat islam akibat perpecahan yang terjadi ditengah umat ini, dan kini saatnyalah umat islam menyadari bahwa potensi kekuatan umat islam adalah persatuan dan ukhuwah yang dibalut dengan kekokohan tali akidah yang kuat……..” Kata Ki Bijak.
“Iya ya ki, kalau umat islamnya masih tercerai berai seperti sekarang ini, bagaimana bisa menang dari yahudi….?” Tanya Maula.
“Nak Mas benar, kita tidak bisa mengandalkan bantuan orang/umat lain untuk membebaskan rakyat palestina khususnya, dan umat islam umumnya, dari penjajahan umat dan bangsa lain, kita, umat Islam harus bangkit dengan kekuatan kita sendiri, dan kekuatan utama umat islam ini adalah akidah dan keimanan yang kokoh, sehingga mereka mampu berjuang dijalan Allah dengan ikhlas dan sabar, karena sesungguhnya jika ada dua puluh orang beriman yang berjuang dijalan Allah dengan sabar, akan mampu mengalahkan seribu orang kafir………….., itu yang pertama…” Kata Ki Bijak sambil mengutip ayat Al qur’an dalam surat Al Anfal.
65. Hai nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti[623].
[623] Maksudnya: mereka tidak mengerti bahwa perang itu haruslah untuk membela keyakinan dan mentaati perintah Allah. mereka berperang Hanya semata-mata mempertahankan tradisi Jahiliyah dan maksud-maksud duniawiyah lainnya.
66. Sekarang Allah Telah meringankan kepadamu dan dia Telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.
“Kita membutuhkan orang beriman yang sabar….,hmmh, apakah sekarang ini umat islam kekurangan orang mukmin yang sabar ki……?” Tanya Maula.
“Pertanyaan yang bagus Nak Mas, dan Aki tidak perlu menjawabnya secara langsung, Nak Mas bisa membacanya dari apa yang ada disekitar dan daru apa terjadi sekarang ini……” Jawab Ki Bijak diplomatis.
Maula manggut-manggut, “Lalu apa potensi umat islam yang kedua ki…?” Tanya Maula.
“Seperti Aki katakan tadi, umat ini akan menjadi kuat ketika umat ini bersatu padu……..., tidak tercerai berai dan tidak saling menjatuhkan sesama muslim…..” Kata Ki Bijak.
“Apakah persatuan umat islam sekarang ini kurang ki….?” Tanya Maula.
“Lagi Nak Mas, jawabannya bisa Nak Mas lihat sendiri, seperti dipalestina sana, sekarang ini, masing-masing negara (islam) berdiri sendiri, bahkan dikeseharian kita pun, kurangnya ukhuwah dan persatuan umat islam ini nampak dengan sangat jelas…..” Kata Ki Bijak.
“Kita bisa melihat kurangnya persatuan umat islam disekitar kita ki…?” Tanya Maula.
“Ya Nak Mas, coba Nak Mas perhatikan bagaimana pergaulan antar sesama muslim disekitar kita, jarang sekali kita saling menyapa dan menebar salam pada sesama muslim, bahkan tak jarang sesama muslim saling curiga dan berprasangka….., belum lagi apa yang kita lihat dimasjid-masjid yang hampir selalu sepi dari jamaah….” Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki, ana juga merasakan pergaulan sesama muslim ini masih sangat renggang, apalagi kami yang tinggal dikomplek, jarang sekali kami bisa berkumpul dan berbincang masalah agama dan lainnya, lalu apakah banyak tidaknya jamaah dimasjid mengindikasikan sesuatu ki…? Tanya Maula
“Shalat berjamaah bisa menjadi simbol persatuan umat ini Nak Mas, kesamaan niat, persamaan gerak, kepatuhan pada imam dan masih banyak hal yang menyiratkan bahwa shalat berjamaah merupakan simbol kekuatan dan persatuan umat islam, hanya sayang, masjid yang megah dan mewah, dibangun dengan jerih payah dan jumlah materi yang tidak sedikit, hanya menjadi tontonan dan kebanggaan semu, jika kita ingin menang lawan yahudi, seyogyanya lah dari sekarang kita merapatkan barisan, memperkuat persatuan, yang salah satu sarananya dengan jalan shalat berjamaah….” Kata Ki Bijak.
“Pertanyaan yang bagus Nak Mas, dan Aki tidak perlu menjawabnya secara langsung, Nak Mas bisa membacanya dari apa yang ada disekitar dan daru apa terjadi sekarang ini……” Jawab Ki Bijak diplomatis.
Maula manggut-manggut, “Lalu apa potensi umat islam yang kedua ki…?” Tanya Maula.
“Seperti Aki katakan tadi, umat ini akan menjadi kuat ketika umat ini bersatu padu……..., tidak tercerai berai dan tidak saling menjatuhkan sesama muslim…..” Kata Ki Bijak.
“Apakah persatuan umat islam sekarang ini kurang ki….?” Tanya Maula.
“Lagi Nak Mas, jawabannya bisa Nak Mas lihat sendiri, seperti dipalestina sana, sekarang ini, masing-masing negara (islam) berdiri sendiri, bahkan dikeseharian kita pun, kurangnya ukhuwah dan persatuan umat islam ini nampak dengan sangat jelas…..” Kata Ki Bijak.
“Kita bisa melihat kurangnya persatuan umat islam disekitar kita ki…?” Tanya Maula.
“Ya Nak Mas, coba Nak Mas perhatikan bagaimana pergaulan antar sesama muslim disekitar kita, jarang sekali kita saling menyapa dan menebar salam pada sesama muslim, bahkan tak jarang sesama muslim saling curiga dan berprasangka….., belum lagi apa yang kita lihat dimasjid-masjid yang hampir selalu sepi dari jamaah….” Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ki, ana juga merasakan pergaulan sesama muslim ini masih sangat renggang, apalagi kami yang tinggal dikomplek, jarang sekali kami bisa berkumpul dan berbincang masalah agama dan lainnya, lalu apakah banyak tidaknya jamaah dimasjid mengindikasikan sesuatu ki…? Tanya Maula
“Shalat berjamaah bisa menjadi simbol persatuan umat ini Nak Mas, kesamaan niat, persamaan gerak, kepatuhan pada imam dan masih banyak hal yang menyiratkan bahwa shalat berjamaah merupakan simbol kekuatan dan persatuan umat islam, hanya sayang, masjid yang megah dan mewah, dibangun dengan jerih payah dan jumlah materi yang tidak sedikit, hanya menjadi tontonan dan kebanggaan semu, jika kita ingin menang lawan yahudi, seyogyanya lah dari sekarang kita merapatkan barisan, memperkuat persatuan, yang salah satu sarananya dengan jalan shalat berjamaah….” Kata Ki Bijak.
“Ya ki……, semoga apa yang terjadi sekarang ini, menyadarkan umat islam akan penting persatuan dan memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah….” Kata Maula.
“Selain dua hal tadi, mukmin yang sabar, dan persatuan yang kokoh, kita juga bisa ‘bergerilya melawan sifat yahudi’ didalam diri kita Nak Mas….” Kata Ki Bijak.
“Ki Bisa bergerilya melawan sifat yahudi yang ada dalam diri kita ki….?” Tanya Maula heran.
“Sifat membangkang dan tidak mau melaksanakan perintah Allah, adalah sifat yang sering dilekatkan pada yahudi ini, tapi sifat itu juga mungkin ada pada diri kita, manakala kita tidak mau shalat, tidak mau zakat, tidak mau shaum, bukankah itu juga pembangkangan terhadap perintah Allah…? Jika kita tidak suka yahudi, maka jangan biarkan sifatnya hidup subur dalam diri kita…..”
“Kemudian, yahudi dikenal dengan kaum yang tahu dan memahami kitab mereka dengan baik, tapi mereka menyembunyikan kebenaran isi kitab mereka dan menggantinya dengan tangan-tangan mereka, dengan tujuan mengingkarinya, adakah kita yang diberi al qur’an, membacanya, tapi kemudian tidak mau melaksanakan apa yang dikatakan al Qur’an…? Jika kita benci yahudi, maka kita wajib membenci sifat ingkar kita terhadap al qur’an yang kita baca…..”
“kemudian lagi, yahudi juga dikenal dengan kaum arogan, sombong dan merasa dirinya umat terbaik, dan sifat ini harus kita jauhkan dari diri kita, jika kita tidak ingin yahudi hidup terus-menerus dalam keseharian kita…”
“Dan masih banyak lagi sifat-sifat tidak terpuji yang kita tidak sukai dari yahudi, yang harus kita hilangkan dari dalam diri kita, itupun insya Allah merupakan upaya yang sangat baik dalam rangka kita ‘memerangi’ yahudi…..” Kata Ki Bijak lagi.
“Iya ya ki…jangan sampai ya ki kita teriak-teriak membenci yahudi, tapi justru sifat-sifat buruk yahudi masih hidup dan tumbuh subur dalam diri kita……” Kata Maula.
“Itu sikap terbaik yang bisa kita lakukan, untuk setidaknya menunjukan empati kita kepada saudara-saudara kita di Palestina sana, yakni dengan cara ‘memerangi’ sifat yahudi dalam diri kita, syukur kalau kemudian Nak Mas dan teman-teman punya kuasa dan kemampuan untuk bisa membantu rakyat Palestina secara langsung, baik itu berupa materi, tenaga atau bantuan lainnya, tapi kalau belum bisa, perbanyaklah berdoa kepada Allah untuk memohon perlindungan bagi rakyat Palestina khususnya dan kaum muslimin umumnya, semoga Allah menolong rakyat Gaza dan kaum muslimin seluruhnya, amiiin……” Kata Ki Bijak.
“Amiiiin……” Kata Maula menutup perbincangan
sumber : milis musholla Al-Ikhlas-tsusho
0 jejak sahabat:
Posting Komentar