18.2.11

Tak Ada Yang Abadi

“Ki…sudah hampir dua pekan ini, berita mengenai pergolakan yang terjadi dinegara-negara arab masih terus berlangsung, bahkan eskalasinya cenderung meningkat, terutama di Mesir, sudah puluhan orang yang menjadi korban dari pergolakan yang terjadi disana…” kata Maula dengan nada prihatin.

Ki Bijak menghela nafas panjang mendengar penuturan Maula, ia pun demikian prihatin mendengar dan melihat kejadian demi kejadian yang menimpa Negara-negara islam sekarang ini; Tunisia, Negara yang selama ini adem ayem, tiba-tiba bergolak sejak tanggal 14 Januari 2011, dan menelan sedikitnya 78 orang meninggal, dan ditandai dengan tumbangnya kepemimpinan Presiden Ben Ali yang sudah berkuasa lebih kurang selama 23 tahun, disusul seminggu kemudian, tepatnya tanggal 25 Januari 2011, ribuan rakyat  Mesir turun kejalan, berdemontrasi untuk menurunkan presiden Husni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun lebih, menyusul kemudian Lebanon dan Yaman, yang juga ikut-ikutan bergolak…

“Aki juga sangat prihatin dengan kondisi sekarang ini Nak Mas……” kata Ki Bijak setelah hening beberapa saat.

“Apa sebenarnya yang tengah terjadi ki…?” Tanya Maula.

Lagi, Ki Bijak menghela nafas panjang mendengar pertanyaan Maula, “Aki tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi disana Nak Mas, Aki tidak ingin berspekulasi dengan mengatakan ini dan itu mengenai apa yang terjadi disana, biarlah orang-orang pintar dan pengamat saja yang memberikan komentar dan pendapatnya, ‘tugas’ bagi kita yang awam ini, cukuplah dengan mengais hikmah dan pelajaran yang mungkin berserakan dari berbagai kejadian yang tengah berlangsung sekarang ini…..” kata Ki Bijak.

“Hikmah ki….?” Tanya Maula.

“Ya Nak Mas, pasti ada hikmah dalam setiap peristiwa, pun dengan kejadian di Mesir dan Negara-negara arab lainnya….” Kata Ki Bijak.

“Hikmahnya apa ki….”Tanya Maula lagi.

“Hikmah atau pelajaran pertama yang bisa kita petik adalah bahwa tidak ada yang abadi didunia ini Nak Mas, pun dengan kekuasaan, seberapa pun seorang penguasa itu hebat, sekuat appaun penguasa itu, atau selama apapun dia sudah berkuasas, pada saatnya ia harus turun, entah itu dengan cara baik-baik, atau dengan cara-cara revolusioner seperti yang terjadi pada banyak penguasa dari sejak zaman dulu kala…..”,

“ Fir’aun…, penguasa yang bahkan berani mengklaim dirinya tuhan, toh akhirnya turun, emporium Persia yang sangat disegani dan merupakan Negara adidaya, juga pada akhirnya berakhir, pun dengan kekaisaran Romawi dan seterusnya, hingga pemimpin-pemimpin dunia diera modern, kekuasaan dan kepemimpina mereka tidak ada yang abadi, Syeh Iran berganti, Saddam Hussen di Irak juga tumbang, Presiden Suharto yang telah bertahta selama lebih dari 32 tahun pun harus rela ‘menyerahkan’ kekuasaannya, dan sekarang di Mesir, di Tunisa, di Yaman, dan di Lebanon, proses pergantian kekuasaan itu mungkin sedang berlangsung, dan ini menjadi bukti nyata bagi kita bahwa tidak ada yang abadi didunia ini, semuanya berasal dari Allah dan semua akan kembali kepadaNya, termasuk kekuasaan …….” Kata Ki Bijak lagi.

Maula menghela nafas panjang mendengar penuturan gurunya, “Benar Ki…, tidak ada yang abadi…, tidak ada yang super power, tidak ada yang tidak tersentuh oleh kehendak Allah, sekalipun dikelilingi benteng yang tinggi, sekalipun dikelilingi tentara yang bersenjata,ketika waktunya turun ya turun yang ki…..’ Kata Maula.

“Benar Nak Mas, Allah akan memberi kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki_Nya, Allah pula yang akan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki_Nya, Nak Mas tahu keterangan ini di surat dan ayat berapa…?” Tanya Ki Bijak.

“Di Surat Ali Imran ayat 26 ki…..” Kata Maula sambil membacakan ayat dimaksud;

26.  Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(dalam riwayat Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah, dikemukakan bahwa baginda Rasul memohon kepada Allah agar Raja Romawi dan Raja Persia menjadi umatnya, dan Allah menurunkan ayat ini sebagai tuntunan dalam berdoa mengenai hal tersebut) 

“Nak Mas benar, itu ayatnya, dan dari sini kita bisa memetik sebuah pelajaran yang sangat berharga, ketika kita diamanahi’kekuasaan’oleh Allah, maka hal yang harus kita ingat adalah bahwa pertama kita tidak boleh sombong dengan kekuasaan yang kita pegang..”,

“Kekuasaan yang Aki maksud disini, bukan sekedar menjadi penguasa atau presiden, kekuasan yang Allah amanahkan kepada kita bisa berbentuk jabatan, seperti manager, direktur, pemimpin organisasi atau lainnya..”,

“Ketika kita memegang amanah ini, sekali lagi kita tidak boleh sombong, tidak boleh menggunakan kekuasaan ini dengan semena-mena, tidak boleh besar kepala, tidak boleh merasa paling hebat, tidak boleh merasa paling tinggi, karena tidak ada kekuasaan yang abadi..”,

“Seorang manager, suatu saat pasti akan diganti, seorang direktur, suatu waktu pasti akan berputar, seorang pemimpin pun ada waktu dan masanya, maka salah besar kalau ada seorang manager sombong, salah besar kalau ada direktur pongah, salah besar kalau ada pemimpin yang merasa paling hebat, karena siapapun mereka, apapun kekuasaan dan jabatan yang dipegangnya, suatu saat pasti akan berakhir…...” Kata Ki Bijak panjang lebar.

“Iya ki.., apalagi kalau kita hanya karyawan atau rakyat biasa ya ki, rasanya keterlaluan kalau sampai berperilaku sombong ya ki..”Kata Maula.

Ki Bijak mengangguk, kemudian meneruskan pituturnya; “Hal kedua, yang harus kita ingat, ketika kita diamanhi ‘kekuasaan’ adalah kita wajib menjaga amanah tersebut, jangan pernah merasa bahwa karena sudah berkuasa, karena sudah menjadi manager, karena sudah menjadi direktur, karena sudah menjadi pemimpin,kemudian kita bisa berlaku semua kita, menggunakan kekuasaan kita dengan sewenang-wenang,menggunakan kekuasaan kita untuk memperkaya diri, menggunakan kekuasaan kita untuk menindas, untuk mendzolimi orang, untuk berbuat tidak adil, karena sekali lagi, kekuasaan yang ada pada kita tidak abadi…..”

“Berada diatas singgasana kekuasaan, tidak ubahnya kita menunggangi harimau Nak Mas, selama kita berkuasa, selama kita berada diatas punggung harimau, orang akan segan dan bahkan mungkin takut pada kita, tapi ketika suatu saat kita turun dari punggung harimau, tidak jarang orang yang diterkan oleh harimau tunggangannya sendiri….” Kata Ki Bijak memberi tamsil.

“Maksud Aki, banyak penguasa yang pada saat turun dari kekuasaannya, justru ditelan oleh kekuasaannya sendiri, seperti polisi yang ketika berkuasa, terlihat gagah menangkapi orang, tapi ketika turun, dia yang meringkuk dipenjara, seperti jaksa yang kadang seenaknya mendakwa orang, tak jarang diakhir jabatannya, ia yang meringkuk dipenjara, seperti hakim yang sering memvonis tidak adil, pada akhirnya, dia sendiri yang akan ditelan oleh ketidak adilan itu sendiri ya ki….” Kata Maula.

“Kira-kira seperti itu Nak Mas, karenanya, pandai-pandailah menjaga amanah yang bernama kekuasaan, karena jika tidak, kita akan menjadi orang yang merugi baik didunia,terlebih diakhirat kelak…..” kata Ki Bijak.

Maula menghela nafas panjang, ia kembali membaca berita demontrasi di Mesir yang hingga sekarang belum berakhir, “Tiga puluh tahun berkuasa, dihormat, disegani, diagungkan, tapi ketika gilirannya harus turun, akan turun juga…., subhanallah…, benar firman_Mu yang Allah…,

Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu..” Maula mengulang surat Ali Imran ayat 26 yang tadi dibacanya.

“Nak Mas…, sekali lagi bukan tugas kita untuk menghakimi pihak mana yang benar, dan mana yang salah dalam kejadian di Mesir ini, tugas kita hanyalah mencari pelajaran sebanyak yang kita bisa, yang semoga dengan pelajaran dan hikmah yang kita dapat ini, akan menjadikan kita lebih bijak dan lebih arif dalam meniti jembatan kehidupan ini hingga dipenghujung nanti…..” kata Ki Bijak lagi.

Maula mengangguk tanda mengerti, “Iya ki…..” jawabnya pendek sambil menyalami gurunya.

sumber gambar : joshberer.wordpress.com

0 jejak sahabat:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...